Perjalanan Pertama

hari ini aku memulai perjalanan pertama ku...

Dari Museum Hingga Mal

bersama tiga teman ku... Ghazi, Emol, Anggara...

ku mulai perjalanan kecil ini dengan berjalan-jalan ke Museum Nasional, Monumen Nasional, dan Mesjid Istiqlal...

Aku, Ghazi, Emol, Anggara...

titik awal mulai perjalanan ini di mulai dari Mesjid Agung Al-Azhar... di situlah titik awal perjalanan ini...

namun sesuai dengan apa yang dianut tentang efisiensi jarak dan waktu... aku memulai nya dari daerah Gadjah Mada..

jadi titik pertemuan kita ada di Museum Nasional... di dalam nya kulihat banyak sekali arca-arca, patung-patung dan inscription. namun sayang sedikit sekali masyarakat Indonesia yang ada disana saat itu... lebih banyak orang dari luar negeri ada di sana... ada turis dari cina, Belanda, dan Jepang... banyak sekali peninggalan dari masyarakat Indonesia kuno... ada pula yang menurut Charles Darwin adalah nenek moyang kita... tengkorak dari Manusia purba...
ada juga beberapa alat dari perak yg biasanya hanya ku dengar di dalam kelas dalam pelajaran sejarah kini ada di depan hadapan ku... semisal nekara, moko dan kawan-kawannya... yang membuat ku terkejut biaya masuknya pun kedalam Museum Nasional Hanya 750 perak. gorengan pun hanya dapat sepotong. dan di Museum Nasional kita bisa mendapatkan pelajaran tentang menghargai sejarah.

perjalanan berakhir juga di Museum nasional... lalu karena di dalam museum tidak boleh menggunakan kamera akhirnya kami melampiaskan nya di depan Museum Nasional... memotret sana sini... Ghazi dengan Lomo Holganya, Emol dengan Lomo Fisheyenya. Aku dan anggara tak bermodal Lomo hanya kamera Olympus pinjaman dari emol...

kami saling bergantian memotret salah satu diantara kami... namun semakin lama aku yang hanya memotret Anggara...

setelah selesai di depan Museum Nasional... kami melanjutkan Perjalanan kami ke Monumen Nasional. hari itu matahari bersinar sangat terik. kami hanya menggunakan kendaraan paling sempurna ciptaan tuhan yaitu Kaki. dengan itu kami berjalan menuju Monumen Nasional.

setelah sampai pada halaman Monumen Nasional... yang tidak lain dan tidak bukan adalah saksi bisu kenapa FPI di cekal.

disana kami hunting foto. dengan beragam ide Ghazi dan Emol mencari angel yang sesuai untuk mendapatkan hasil foto yang menarik. Aku dengan Kamera pinjaman hanya memoto hal-hal yang menurutku menarik.

dan tiba-tiba sebuah kejadian mengejutkan terjadi. Lomo milik Ghazi terjatuh dan tak disangka tak di duga... Film di dalamnya Robek. sehingga hasil foto hasil jepretan Ghazi tak dapat di cetak. huh... sungguh sangat disayangkan.

karena itu tadi hari Jumat kami akan melaksanakan sholat Jumat. rencana awal kami ingin sholat Jumat di Al-Azhar. disana sudah menunggu Ajid dan Husein. namun tak ayal karena kami terlalu asik bermain-main dengan kamera. waktu Dzuhur pun telah datang. akhirnya kami memutuskan untuk Sholat Jumat di Mesjid Istiqlal. kami berjalan dari daerah Monas menuju Istiqlal. telah terlihat dari komplek Monas kubah mesjid Istiqlal namun kami bingung lewat mana keluar dari komplek Monas menuju Mesjid Istiqlal.

setelah keluar dari komplek Monas kami melihat Istiqlal. kami mencari jalan untuk kesana. namun kami di batasi oleh sebuah sungai. ah namun akhirnya Anggara menemukan jalannya untuk ke monas. lumayan jauh jaraknya namun kami lewati itu hanya dengan berjalan kaki.

setelah menemukan pintu gerbang kami masuk dan melaksanakan Sholat Jumat. selepas sholat Jumat Kebutuhan manusiawi kami mengajak kami untuk mengisi perut terlebih dahulu dan melepas dahaga.

setelah itu barulah kami lebih sering panik ketimbang menikmati perjalanan kami. ingat Ajid dan Husein ada di Al-Azhar untuk menunggui kami dari Monas... karena setelah perjalanan di tengah kota ini kami akan menonton film di PIM. film itu dimulai pukul 14.15 sedangkan pukul 13.30 saja kami masih sempat bingung membedakan mana Museum Nasional dengan Istana Presiden -dari jauh tampak mirip- setelah menemukan arah yang benar kami langsung menuju halte busway untuk menuju Al-Azhar.

dan kami sampai di Al-Azhar saja pukul 14.00 tak ayal film itu pasti kami lewatkan walaupun hanya awalnya. dan rasa Maafku, aku sampaikan secara khusus kepada Ajid -yang pada saat itu sedang berpuasa nazar- dan Husein -yang tidak makan karena menghormati ajid- yang telah menunggui kami selama satu jam lebih. sekali lagi Maaf. setelah itu kami berangkat menuju PIM dan film itupun telah kami lewatkan selama kurang lebih 15 menit. di PIM telah ada Aji, Argon, Tegar, Fega, dan Dinan. mereka yang membelikan tiket menonton film tersebut. hari itu harga tiket nya 35 ribu rupiah.

dan setelah sampai pada ending Film ternyata ku lebih menganggap perjalanan ku hari itu lebih menarik ketimbang film tersebut. Film tersebut memiliki ending yang sangat membuatku kesal... Film itu adalah RC... -bukan bermaksud menjatuhkan-

selepas menonton kami semua sudah ingin pulang sehabis menunaikan sholat Ashar. kami pun berpisah dan aku minta di turunkan oleh ajid di dekat poin square lebak bulus. karena aku akan naik angkot s14 jurusan lebak bulus-petukangan... selesai sudah perjalanan pertama...

aku mendapatkan sesuatu dari perjalanan ku hari ini.
bahwa... 750 perak versus 35 ribu... ku lebih memilih 750 perak. lebih seru dan lebih bermanfaat. sebenarnya karena film ini memiliki ending yang "sialan" jadi aku tidak memilih nya...


semoga dengan perjalanan awal kecil-kecilan ini akan ada perjalanan lanjutan yang lebih menantang. akan ku tulis setiap perjalanan seru ku mulai hari ini...

2 komentar:

  1. Anonim mengatakan...

    judulnya klo disingkat jadi apa ya?

    tuh kan, untung gw ga ikt nonton, feeling gw pilm nya ga bagus, klo uda gt pasti ketiduran.

    gw blon pernah k monas, ama masjid istiqlal. parah ga tu? biasa aja ya.

    Kapan2 ajak gw dong! sblon mulei kuliahnya jalan2 k tempat kyk gt yok!

    Drpd nntn mending jadi BOLANG, itu lebih seru. Nonton mah bs d rmh. Td gw nntn Shrek 3.

    Oiya, last bener kan stiap prbuatan seseorang pasti ada balasannya! bs d dunia ato akhirat!

    Inget tu Gaz,  

  2. adit mengatakan...

    astaga...museum masih blom nyampe 1000 perak? gw dulu pernah ke museum something gt (err, yg mana y?) jg keterlaluan murahnya.

    and we ask why our museums are stuck in the past (in a bad way), ahaha