Perjalanan Kedua Bagian Akhir

Setelah Tiba di Jogja dari plesiran ke Solo kamipun langsung menuju Rumah Nenek ku alias Orangtua Ayahku. dari stasiun, kami pun naik Taksi karena kami ingin buru-buru Maghrib sudah menjelang.

tak lama kami di dalam taksi. di jalan patangpuluhan sekarang kami berada. tanda gapura putih telah terlihat. di sebelah gapura itu di situlah nenek ku tinggal. Jalan Patangpuluhan nomor 45.

setelah tiba di rumah nenek. tanpa basa-basi kamipun langsung masuk saja. dan memencet bel. kamipun menunggu dan akhirnya Pintu pun berdecit tanda ada yang membuka. dan di seberang sana ada Kakek ku yg membukakan pintu. tampak raut wajahnya yang sehat dan bahagia. tampak heran kakekku melihat kami -memang sebelumnya aku tak bilang bahwa akan ke jogja- setelah masuk. nenekku pun senang ada cucunya yang berada di jakarta datang. aku pun di peluknya hangat. nenek ku ternyata kangen dan rindu dengan keluargaku yang hanya berdua tinggal di jakarta. Ayahku dan Pakde ku. kamipun mengobrol sambil minum teh menunggu adzan maghrib berkumandang.

bersih-bersih menjadi agenda ku dan ayah ku selanjutnya.

Mengobrol sekaligus melepas rindu pun kami lakukan hingga larut malam. hingga mata ini tak mampu menahan kelelahan dari tadi pagi mengumbar kalori.

pagi-pagi sekali akupun terbangun karena suara adzan dan di bangunkan oleh ayahku. terbangun dan langsung menunaikan kewajiban. pagi masih menunjukkan hawa nya dingin dan sepi. pagi-pagi sekali akupun berjalan kaki dengan ayahku untuk meminjam motor dari saudaraku. di jalan Kapten tendean di situ letak toko sekaligus rumah saudara ku. Toko masih tutp belum di buka. namun kamipun telah terlihat di kamera milik saudaraku itu. akhirnya pintu pun di buka dan kami meminjam motor untuk keliling jogja.

Anak jakarta memang tak bisa memprediksi pagi hari. tak membawa jaket itu yg ku lakukan. terlampau sombong dan angkuh. dan kesombongan itu pun terbayar. tangan dan kaki terasa adem. dan dingin. bbbrrrrrrr.... . emmm aku pun menemukan sesuatu yang janggal di jogja. ada wilayah terlarang bagi kendaraan bermotor. yaitu di belakang keraton. jalan tersebut bisa di lalui kendaraan seperti sepeda dan motor. namun ada larangan untuk menaiki kendaraan tersebut hanya boleh di tuntun. dan kagetnya tak ada satu orang pun yang melanggar larangan tersebut. begitu juga di gapura sebelum masuk ke jalan wijilan. tertulis larangan untu mencorat-coret wilayah Keraton dan warga jogja pun tak ada yang berani. ini yang patut di contoh warga jakarta. dilarang dan tidak di lakukan bukan di larang dan malah melakukan. setelah berkeliling kamipun langsung menuju jalan Wijilan. sentra pusat gudeg. kami pun membeli untuk menu sarapan pagi ini.

setelah menyantap gudeg menu pagi ini. kakekku mengusulkan hari ini untuk berjalan-jalan. ah akupun senang. kami memilih untuk menuju kawasan Kaliurang. di siang hari yang panas ini menuju daerah yang adem dan denga semilir angin khas pegunungan.

perjalanan di tempuh kurang lebih 1 jam dengan menaiki mobil milik kakek dan nenek ku.

kamipun mengenang masa-masa dulu ketika satu keluarga besar berlibur disana. langsung saja kami menuju telaga sari tempat dimana menjadi pemberhentian di daerah kaliurang.

di sana kami membeli Jadah Tempe. nenekku yg menyuruh ku unutk mencoba. apa ini? seperti apa Rasanya? aku pun baru kali ini mencobanya.

dan ternyata itu adalah makanan khas daerah kaliurang. yaitu ketan di makan dengan Tempe, Tahu, dan Gembus yang di Bacem. ku sanatap makanan ini di mobil bersama-sama. dan emmmmm rasanya tak kalah di banding burger. mungkin bisa di sebut "burger" nya orang kampung.

ketan yang menjadi roti dan tempe yang menjadi daging nya... eeeemmmmmmm lezat. Maaakkkknnnyyyuuussssss begitu kata Bondan Winarno.

di saat dingin seperti ini tentu. Wedang ronde menjadi teman paling cocok. dan di dekat kami parkir. langsung saja kami memesannya. dan wah badan menjadi segar tak ke dinginan dan perut menjadi hangat.

di tempat jajanan tepat di belakang kami pun ada sate kelinci. akupun membeli dua porsi untuk aku dan ayahku. rasanya campur antara daging ayam dan daging kambing. berada di tengah-tengah nya.

di belakang tempat kami parkir ada sebuah track untuk yang ingin melihat gunung merapi dari pos-pos pengawasan. aku pun memiliki niat menuju ke sana, namun ternyata untuk sampai pada pos pertama saja. bisa mencapai 2 jam. atau paling cepat 3 jam bolak-balik. wah aku pun mengurungkan niat ku. karena tampak waktu tak mendukung di belakang ku. malah tampak akan meninggalkanku.

ya sudahlah mungkin kapan-kapan. dan mungkin dengan dia.

mobil pun melaju turun menuju jogja. waktu sudah hampir sore. dan kamipun lupa di di beri tugas penting oleh wakil ketua organisasi. membeli bakpia.

sesampai di rumah aku dan ayahku langsung ngacir lagi untuk membeli bakpia pesanan ibu ku.
mencari-cari karena ini pembelian pertama ku di toko yang ibuku maksud.

setelah di identifikasi letak nya kami pun langsung membeli untuk jaid oleh-oleh. dan tentunya di konsumsi sendiri.

setelah selesai dengan urusan bakpia aku pun ingin sekali memebeli sorjan tahu kan apa itu sorjan??... mungkin lihatlah yg sering di pakai oleh dalang dalam acara wayang.

dan kami memutuskan membeli sorjan di pasar Bringharjo. ah ternyata susah juga mencari nya di pasar tersebut. setelah berkeliling-keliling akhirnya ada juga toko yang menjual nya. hanya satu toko. dan tak ragu lagi kamipun langsung membeli nya.

dan malam pun menjemput. rasa ku tak enak. meninggalkan kota Jogja. dan harus bertemu lagi dengan kota Jakarta. ah lebih baik di luar kota dari pada di jakarta.

malam pun terasa cepat -kenapa saat ingin pulang ke jakarta waktu cepat??? aku tak mau- pagi telah mnyambut ku lagi. dan kereta yang akan mengangkut ku sudah akan datang di stasiun. ku lihat tanggal yang ada di Handphone ku. sial tanggal yang tertera sama dengan yang ada di tiket ke pulangan ku...

pamit-pamit dan akhirnya berpisah. kami nampak buru-buru dengan perpisahan ini. bukan mengesankan marah. namun merasa tak rela pergi dari jogja. dan buru-buru agar tak sakit terlalu lama.

kereta pun sampai di stasiun dan kamipun naik untuk kembali ke jakarta. bosan aku dengan perjalanan pulang ini. hanya tidur dan menamatkan novel Rahasia Meede selam perjalanan bosan dan bosan.

selesai

beberapa yang ku dapatkan dalam perjalanan ini...

pengalaman berjalan di kota orang...
rencana yang sedang kurancang...
Jogja lebih menghargaiku di banding Jakarta -sebagai pejalan kaki-
dan suasana jogja tampak lebih enak...

ini perjalanan ke dua ku... sekali lagi ku berharap akan ada perjalanan selanjutnya yang lebih menantang...

dan kuharap seseorang akan menemani perjalanan ku... berjalan mengarungi tempat-tempat.

menaklukan eropa dan afrika begitu cita-cita Ikal dan Arai dalam Tetralogi laskar pelangi. dan akhirnya jadi kenyataan.

itu pula yang ku harapkan. pergi mengarungi dunia dengan orang yang kucintai.

satu tajuk yang belum ku dapatkan.

PERJALANAN TANPA KEPASTIAN...

ini yang sedang ku rencana kan. doakan agar cita-cita ini bisa ku lakukan. sebelum semua terlambat.

untukmu. maukah kau menemaniku menggapai cita-cita ku...???

tak perlu di jawab. aku butuh jawaban ini nanti bukan sekarang...

Perjalanan Kedua Bagian Kedua

Jum’at 25 Juli 2008

Pagi ini aku bangun lebih pagi dari yang ku perkirakan. Pukul 04.30 mata ku sudah menatap sinar lampu kamar yang sudah terang. Ayahku membangunkanku karena kami akan menyelesaikan tugas kami hari ini. Mengantar kan Koper kecil yang kami bawa dan jaga dari Jakarta hingga jogja. Setelah selesaikan menunaikan sholat Shubuh kami pun bergegas kembali ke Stasiun tugu menunggu sang Wakil ketua Sebuah organisasi penting dalam kehidupanku.

Kami datang sebelum kereta yang dinaikinya sampai di stasiun. Tak ayal kami pun harus menunggu. Wakil ketua organisasi tersebut adalah tak lain dan tak bukan Ibu ku.

Speaker stasiun tugu pun menyampaikan bahwa rangkaian kereta api Taksaka dari Jakarta telah datang. Kami pun bersiap mencari dimana ibuku. Ia berada di gerbong nomor 4.

Dari kejauhan kami pun melihat nya. Dan kami memberikan koper kecil yang di titipkan kepada kami.

Setelah menunaikan misi, kami pun kembali ke hotel untuk menikmati sajian sarapan dari hotel. Di kursi depan pun sudah tersedia hindangan pengisi perut pagi ini. 2 buah telur, 2 potong roti, 2 cangkir kopi atau teh, dan sekotak kecil selai strawberry telah menunggu kami.

Kami santap hidangan tersebut sembari menunggu mentari pagi. Dengan sedikit mengobrol kami pun ingat masih ada 3 potong lumpia sisa tadi malam. Karena menurut kami sarapan masih kurang. 3 potong lumpia pun kami santap.

Setelah perut sedikit terganjal kami pun membersihkan diri untuk melanjutkan perjalanan hari ini yang kami rencanakan akan berangkat ke solo.

Setelah sesi bersih-bersih selesai kami pun tak lupa ingin meikmati makanan wajib ayahku ketika berada di jogja. Aku pun setuju karena perut pun belum terisi penuh.

Dengan menggunakan bus yang awalnya tak kami ketahui. Kami pun menuju stadion Kridosono.

Disana pun kedai-kedai makanan telah buka untuk menyongsong hari ini.

Dan pintu stadion pun sedikit terbuka. Stadion Kridosono ku piker memiliki rumput yang baik dan bagus, namun ternyata semua itu hanya bayanganku. Stadion Kridosono sudah tidak lama di gunakan, kondisi lapangan yang memprihatinkan. Di banding lapangan yang berada di SMA ku saja masih lebih baik di SMA ku.

Ketika melihat-lihat isi stadion terlintas di pikiranku. Apa nanti di tempat ini saja aku akan mewujudkan keinginanku??

Aku pun kembali ke kedai dimana kami makan, kami memilih kedai Bakso Kubis pak Tris. Bakso langganan ayahku ketika SMA dulu. Kami pun makan dengan lahap masing-masing semangkuk bakso dan segelas teh manis hangat. Memang bakso ini selalu saja menggoyang lidah bagi yang menyantapnya. Bakso yang menurut ku enak.

Setelah menghabiskan makanan yang ada, dan kami pun merasa energi telah cukup untuk nanti berjalan-jalan di solo.

Setelah check out dari hotel kami pun bersiap untuk memulai pelesiran hari ini. Stasiun tugu menjadi tujuan awal kami. Kereta yang akan membawa kami menuju solo pun sudah menunggu. Dengan karcis yang hanya berharga 7000 rupiah saja kami bisa ke solo. Kami menaiki kereta Prameks singkatan dari Prambanan Ekspres. Tak berbeda dengan ketika berada di kereta Taksaka kali ini pun aku di temani dengan satu keluarga kecil, pasangan suami-istri dengan dua orang anak. Anak mereka masih kecil yang tertua bisa di bilang kurang lebih berumur 6 hingga 7 tahun dan yang kecil masih di bilang bayi dan dihitung dengan satuan bulan.

Kereta pun melaju melewati beberapa stasiun sebelum sampai di tujuan kami. Di solo terdapat dua stasiun ada Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Solo jebres. Kami memutuskan untuk turun di Stasiun Solo Balapan.

Perjalanan kurang lebih satu jam di tempuh kereta Prameks untuk mengantarkan kami ke solo. Selama perjalanan aku pun tak kuat menahan rasa ngantuk yang menghinggapi ku. Mata pun terpejam tanpa di minta. Aku pun tertidur.

Entah siapa yang membangunkan beberapa saat sebelum kereta sampai di stasiun Solo balapan aku terbangun.

Kereta pun sampai di stasiun solo balapan. Tempat tujuan kami. Kami pun turun dan kereta melanjutkan perjalanan menuju stasiun akhir stasiun Solo Jebres.

Baru kali ini kami berada di stasiun solo balapan. Aku pun tak tahu harus kemana sekarang untuk menunggu Sholat Jum’at. Akhirnya kami pun memutuskan untuk pergi ke pasar klewer.

Karena ini pertama kali kai pun memutuskan untuk menaiki becak saja. Dan seperti kebanyakan di stasiun-stasiun yang ada di daerah, tukang becak sudah banyak berada di depan stasiun.

Tak perlu mencari becak, karena kita diam saja mereka sudah menwarkan jasa mereka untuk mengantar kan kami ke tujuan yang kami inginkan. Kami pun naik becak dan becak pun langsung melesat menuju tujuan pertama kami yaitu Pasar Klewer. Setelah menempuh perjalanan cukup lama. Kami pun sampai pada tujuan kami yaitu Pasar klewer.

Ramai dan penuh sesak mewarnai salah satu bagian dari pasar ini. Namun sudah ada beberapa toko yang mulai merapikan dagangan nya. Mereka akan tutup sementara. Karena ini hari jum’at mereka menutup dagangan sementara menjelang sholat.

Karena waktu sudah mendekati Adzan kami pun langsung menuju Masjid Agung Surakarta yaitu mesjid agung kota Solo.

Saat sampai disana kami pun di sambut dengan tulisan “No entry For Non Muslim” peringatan seperti itu baru kali ini aku temui. Adzan pun berkumandang dan kami memilih shaf yang berada di dalam masjid agar merasakan betapa megah nya bangunan masjid agung ini.

Selesai menunaikan sholat kami pun mulai meikirkan makan siang. Awalnya aku berencana untuk mencicipi Nasi Liwet yang ada di solo namun apa daya nasi liwet baru buka nanti malam.

Perjalanan kami lanjutkan, kami memilih diantara dua pilihan Stasiun Solo Balapan atau Solo Jebres kah yang kami pilih.

Setelah melalui beberapa pemaparan kami memilih Stasiun Solo Jebres karena stasiun soloBalapan telah kami cicipi.

Dari pasar klewer kami berjalan sedikit memotong jalan melewati rumah-rumah warga di sana tepatnya di kauman. Setelah berjalan sampai pula di halte.

Kami pun bertanya bus manakah yang akan kami naiki unutk sampai di stasiun solo jebres. Ketika tidak lama bus yang di maksud pun sampai dan kami pun naik.

Dalam hati sempat berbisik dan ragu akan bus yang kami naiki. Tapi ya sudahlah jika tersasar pun masih bisa naik bus ini lagi unutk kembali.

Prasangka memang hanya prasangka. Bus pun memang benar melewati stasiun yang kami maksud.

Karena masih lama kami pun memutuskan untuk mencari makanan dahulu. Tepat di depan stasiun ada angkringan nasi kucing. Tanpa ragu kami pin memilih menu nasi kucing menjadi santapan siang kali ini.

Hampir sama seperti kmaren malam kami menghabiskan 2 bungkus nasi kucing masing-masing. Dan di tambah teh manis di siang hari ini menghilangkan rasa haus dan lapar kami.

Perut pun kenyang. Hauspun telah pergi menjauh. Kini saatnya kembali ke jogja. Loket penjualan tiket kereta Prameks yang akan membawa kami kembali ke jogja pun telah buka. Memesan sekarang tak ada salahnya.

Menunggu kurang lebih 45 menit cukup lama. Lagi-lagi Koran menjadi teman kami ketika asik menunggu. Karena hampir habis Koran untuk dibaca aku pun mengambil Handphone dan sign in MSN ku untuk melihat siapa yang ada di seberang sana. Ada beberapa orang yang online dan aku pun memilih untuk mengobrol dengan Stavy. Entah obrolan apa yang kami obrolkan. Lebih tepatnya tak jelas hanya bolak balik menyapa. –ini permintaan khusus dari sang pemilik nama untuk di tulis dalam blog ini-

Setelah lewat 10 menit dari jadwal yang di tetapkan kereta pun datang. Kami pun bersiap untuk menuju Jogja.

Perjalanan ku kembali ke jogja hanya di temani oleh mimpi-mimpi yang ku alami di tidurku. Hampir sepanjang jalan aku tertidur karena lelah. Cuaca solo pada saat itu terik sekali. Lagi-lagi bayangan dirinya ada dalm mimpi ku. Bermimpi seperti apa yang ku harapkan. Maupun dalam mimpi namun aku tetap bahagia. Setidaknya dia ada dalam mimpi ku. Menemani tanpa sadar.

Kereta pun berhenti. Hentakannya membangunkan aku dari tidurku. Dan tak lama lagi kereta pun akan sampai lagi di stasiun Tugu Jogjakarta…

To Be Continued

Perjalanan kedua ini telah ku lakukan, kuberi tajuk perjalanan ini…

Dari Daerah Khusus Ke Daerah Istimewa…

Kamis, 24 Juli 2008

Pagi pukul 5 Alarm Handphone ku berdering kencang itu mungkin sudah bunyi yang ke-3 karena aku pasang Alarm itu agar membangunkanku pukul 04.30. terbangun pukul 5 dan langsung bersiap untuk mandi. air dingin pun aku pakai untuk mensucikan tubuhku. Aku pun menunaikan sholat shubuh setelah bersuci terlebih dahulu.

Pukul 6 tepat taksi yang akan mengantarkanku ke stasiun gambir pun telah datang. Aku dan ayahku akan memulai perjalanan ini. Ibuku akan pergi juga ke jogja dengan teman satu arisannya. Taksi berlambang burung berwarna biru itu pun melaju di tengah sepi pagi melewati jalan protokol sudirman 3 in 1 pun belum berlaku. Hanya ada patung Jendral sudirman yang terus hormat tampak memberi hormat padaku yang akan pergi sebentar meninggalkan Ibu kota. Seperti soekarno dan Hatta dahulu. pindah dari jakarta untuk sementara memimpin dari Jogjakarta.

Dengan menempuh waktu kurang lebih setengah jam kami pun sampai di stasiun gambir. Kereta Taksaka 1 yang akan membawa kami ke Jogjakarta belum hadir. Karena itu kami pun memutuskan untuk sarapan dulu di stasiun kami memilih restoran jepang dengan maskot anak laki dan perempuan berwarna biru dan merah.

Aku membawa sebuah tas ransel yang berisi keperluanku di sana nanti. Ayahku membawa tas ransel kebanggaannya. Dan ada satu lagi sebuah tas Derek alias koper kecil milik seorang wakil ketua sebuah organisasi penting di kehidupanku.

Jam 7 pun kami naik ke peron alias tempat menunggu kedatangan kereta api. Ada kereta argo lawu yang sudah menanti para penumpang untuk di antar ke Solo. Kami pun menuggu dengan membaca Koran yang menurut ku paling murah dengan isi berkualitas.

Akhirnya terdengar dari speaker stasiun bahwa kereta Taksaka 1 yang akan kami naiki sudah bersiap di Stasiun kota untuk menuju Gambir –stasiun pemberangkatannya- tepat pukul 8 kereta itu pun sampai di jalur nomor 3. penumpang pun bersiap dan mulai mencari gerbong serta tempat duduk mereka, begitupun dengan kami. Kami mendapat tempat duduk di gerbong nomor 2 dan kursi nomor 3A dan 3B.

Setelah hampir semua penumpang masuk, kursi di sebelah kami yaitu nomor 3C dan 3D pun masih nampak kosong. Dan akhirnya belum lama setelah kami duduk datang sepasang turis dari Negara lain. Nampaknya dari Negara di daratan eropa sana. Umurnya tak terlalu tua mungkin sekitar 20 an tahun. Entah mereka sepasang suami istri, kekasih atau adik kakak. Menurut penglihatanku mereka adalah sepasang teman dekat alias kekasih.

Tepat sesuai jam yang tertera di tiket yaitu 08.15 pun kereta itu berangkat dari stasiun Gambir menuju stasiun tugu di Jogjakarta.

Kedua orang asing tersebut sibuk mengobrol sendiri tanpa perduli berada di Negara orang. Selama perjalanan suara mereka alias obrolan mereka menjadi teman ku dalam perjalanan kurang lebih 8 jam ini. Namun teman perjalanan ku kali ini bukan hanya mereka, sudah ku persiapkan juga Headset yang telah terhubung dengan Handphone musik untuk menghilangkan bosan ku, dan jug atak lupa Novel yang belum selesai kubaca yaitu Rahasia Meede.

Tak lama kereta berjalan aku pun kembali pada lamunanku. Terbayang dalam angan-angan ku. Suatu saat akan ku ajak dia untuk berjalan-jalan ke Negara orang layaknya sepasang orang asing itu. Berjalan berdua untuk menikmati Negara orang untuk sekedar berwisata. Berdua berpetualang ke Negara orang sungguh menyenangkan. Dan terlintas di pikiran ku apabila berkeliling ke Negara orang nanti menjadi bulan madu aku dengan dia. Ah!! Sial lagi-lagi aku berkhayal terlalu jauh. Namun aku berharap lamunan itu dapat menjadi sebuah kenyataan suatu saat nanti.

Kereta Taksaka ini nanti akan berhenti di Stasiun Cirebon untuk menaikkan penumpang. Kupakain Headset yang telah ku persiapkan tadi untuk menjadi teman awalku setelah lamunan tadi. Lagu pun kuputar lagi itu adalah lagu yang menurut ku enak untuk menemani perjalanan ku. Namun anehnya lagu itu pun mengingat kan ku akan sesosok dia yang tadi ada dalam lamunanku. Sudah ku buat sebuah Playlist untuk menjadi daftar lagu-lagu yang akan ku dengarkan selama di kereta.

Setelah beberapa lagu aku pun mematikan dan mengecek MSN melalui fasilitas dari e-buddy hanya ada segelintir orang pagi itu dan anehnya mereka menulis bahwa mereka sedang tidur –mengapa online namun mereka tidur??- ku matikan saja dan aku pun mengambil novel itu untuk menemani ku sekarang.

Kubaca dengan seksama novel itu namun, entah mengapa baru beberapa lembar ku baca mata ku serasa berat, akupun memejamkan mataku.

Begitupun dengan ayahku Headset menemani kupingnya namun matanya juga terpejam tak tahan merasa rasa kantuk yang menghinggapi kami.

Hanya kedua aktivitas itu yang kulakukan kalau tidak Mendengarkan lagu ya membaca novel itu. Ku tengok sebentar kearah sepasang orang asing di sebelah ku. Tak berbeda dengan kami, mereka pun hanya melakukan aktivitas yang sama. Membaca, mendengarkan lagu, dan tidur. Hanya sedikit obrolan kecil yang sering terlontar.

Seorang pramugari pun datang menawari kami menu makanan. Aku dan ayahku pun sudah memiliki rencana untuk mencicipi Steak ala kereta api. Yang kata ke dua orang tuaku makanan itu adalah makanan wajib yang ku pesan ketika dulu menaiki kereta api.

Dan kedua orang asing itu pun juga memesan makanan yaitu sepiring nasi goreng dan seporsi kentang goreng. Pemandangan yang cukup menarik, orang asing yang memesan kentang goreng dan nasi goreng dan kami yang memesan Steak.

Setelah itu tak ada lagi yang berbeda aktivitas nya pun tetap itu-itu saja. Setelah kereta api sudah dekat dan mungkin kurang lebih 1-2 jam sampai di stasiun tugu Jogjakarta. Di layar televisi di kereta pun menayangkan beberapa video klip milik grup band dalam negeri. Dan video klip grup band asal bandung yang sedang naik daun pun di putar. The Changcuters dengan Video klip I Love u Bibeh pun di putar akupun tertarik melihat video klip tersebut karena manurut ku video klip itu lucu dan tidak membosankan di lihat berkali-kali. Tak salah jika aku tak bosan, kedua orang asing di sebelah ku pun melihat video klip tersebut dengan seksama. Mereka melihat aksi dari the Cahangcuters dan mereka pun tertawa melihat The Changcuters membawakan video klip I Love U Bibeh. –apa mungkin mereka mengakui bahwa mereka The Changcuters mirip The Beatles?? Atau karena aksi kocak mereka??-

Akhirnya kereta pun sampai di stasiun tugu jogjakarta. Tak jauh berbeda dengan jam yang tertera di tiket. Aku dan Ayahku langsung turun dari kereta dan menuju tepat pemesanan hotel. Setelah bertanya dimana hotel Jogja Kembali –dimana wakil ketua sebuah organisasi penting di kehidupanku menginap- setelah itu kami pun menuju mushola untuk menjalankan Sholat Dzuhur dan Ashar.

Setelah itu pun kami mencari hotel murah untuk menginap selama satu malam. Setelah bertanya ke hotel terdekat dari stasiun tugu melalui biro tadi, tak ada satupun hotel yang terdaftar di mereka menyediakan kamar kosong untuk kami. Karena kamar mereka sudah penuh semua. Akhirnya kami mencoba melihat ke sekitar stasiun apakah ada hotel yang kosong. Kami pun melihat hotel Bhineka, hotel sederhana di dekat stasiun tugu. Kami menginap di sana selama satu malam saja.

Setelah membersihkan diri kami pun bersiap untuk plesir alias jalan-jalan di malam hari di jogja tepatnya di Malioboro. Sebelum berjalan-jalan ada yang harus di tunaikan yaitu makan malam.

Memang sudah kami rencanakan sejak lama, kami pun menuju sebuah tempat jajanan yang pernah masuk wisata kuliner Bondan winarno. Yaitu nasi kucing dekat stasiun. Kami pun datang dan langsun melahap sebungkus nasi kucing dengan gorengan seadanya serta sate sederhana seperti sate telur puyuh, sate daging, sate kerang, dan sate kikil. Kami pun langsung memesan minuman 2 gelas Kopi Joss. Kopi Joss bukan kopi dicampur minuman berenergi yang dilambangkan dengan kepalan tangan melainkan kopi yang di berikan seonggok bara panas yang biasa di gunakan di angkringan nasi kucing…

Sssshhhhh!!! bunyi ketika bara panas di celupkan ke dalam satu gelas kopi hangat. Baunya nan harum menggoda selera makan kami.

Kami pun berdua menghabiskan empat bungkus nasi kucing dan beberapa gorengan dan sate. Di angkringan ini kami pun menghabiskan hanya 19.000 rupiah. Sangat murah untuk bisa membuat perut menjadi wareg alias kenyang.

Malioboro malam hari pun menjadi tempat pertama kami untuk memulai berjalan-jalan. Tidak hanya siang, malam hari pun malioboro tetap ramai di kunjungi orang-orang dari mulai wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing melihat-lihat di pinggiran jalanan Malioboro. Tiapa sudut menyapaku bersahaja, begitu kata katon bagakara dalam lagu Yogyakarta. Tak hanya dalam lagu. Itu pun benar-benar terjadi. Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera... orang duduk bersila… musisi jalanan mulai beraksi… begitu juga lagi-lagi kata katon bagaskara. Memang jogja kota penuh dengan keramahan orang-orangnya. benar sepeti yang di lukiskan Katon Bagaskara dalam lagu yang di bawakannya ketika bersama Kla Project. Yogyakarta.

Setelah berputar-putar di malioboro dan melihat-lihat jalanan malioboro di malam hari. Untuk melepas lelah kami memilih sajian khas jawa yaitu wedang ronde secangkir cukup untuk menghangatkan tubuh kami di tengah suasana dingin nya malam daerah Malioboro.

Kami memutuskan untuk menuju Tugu Jogjakarta yang hanya berjalan lurus dari malioboro. Namun kami tak yakin jaraknya dekat, karena itu kami menaiki becak menuju tugu Jogjakarta. Dan aku pun tak lewat untuk mengabadikan diriku di depan tugu Jogjakarta.

Setelah mengira-ngira jaraknya tak terlampau jauh kami pun memtutuskan kembali dengan berjalan kaki. Dan tak lupa ayahku mengenang masa lalunya memakan Es krim di tempat es krim sejak jama belanda dulu. Kedai es krim itu bernama Es Krim Tip-Top. Kedai yang berdiri sejak jaman belanda ini tetap menata ruangan tak jauh berbeda dari jaman ayahku dulu. Terlihat dari kursi yang belum berubah sejak jaman ayahku dulu. Begitu kata ayahku mengenang masa kecil nya di jogja.

Kami pun memesan dua porsi Banana Split. Dan sejarah memang tak bohong, umur dan pengalaman juga demikian rasa es krim yang tersedia di kedai ini memang sangat enak berbeda di banding es krim yang ada sekarang ini. Kami pun menjadi pelanggan terakhir hari itu karena tepat pukul 09.30 toko akan tutup, sebenarnya kami pun baru saja memesan pada pukul 09.30 namun sang penjaga toko memang terkesan menunggui kami untuk mencoba es krim mereka. Dan setelah kami selesai menyantap masing-masing 1 porsi banana split toko pun tutup seiring dengan semakin malamnya hari.

Kami pun berjalan kaki menuju hotel dengan membawa lumpia goreng sebagai cemilan sebelum tidur, yang kami beli di malioboro tadi.

Matapun tak kuat menahan lelah walaupun telah di sogok segelas Kopi Joss. Mata pun ingin sekali menutup seperti tutupnya kedai Es Krim Tip-top tadi. Dan beberapa adegan dalam film Anaconda 2 pun menjadi pelanggan terakhir mata ku seperti aku dan ayahku menjadi pelanggan terakhir kedai Es Krim Tip-top.

To Be Continued…

Unnamed

bingung ku memilih judul blog malam hari ini... tak jelas apa judulnya... hanya penghilang sepi bagiku...

selalu saja... ku pikir-pikir hal ini selalu saja menjadi pertanyaan dasar. ku pernah bertanya ini ketika kecil... hal yang dasar namu sampai detik ini ku belum mendapat kan jawaban yang memuaskan. hanya sekedar jawaban sementara yang tak membuat ku merasa puas.

mengapa ketika kita membangun sesuatu itu sangatlah sulit sedangkan untuk menghancurkannya saja sangatlah mudah...???

kita lihat contohnya dalam kehidupan sehari-hari ketika membangun sebuah gedung... susahnya... mulai dari rancangan nya saja sudah di rancang sedemikian sulit. kemudian ada beberapa hitungan-hitungan tentang mekanika dalam fisika. sangatlah rumit. saat membangunnya saja membutuhkan tenaga yang besar. tidak sembarangan...

namun kita lihat jika menghancurkan atau merubuhkan gedung. sangatlah mudah. sangat gampang. hanya perlu bom kecil untuk meruntuhkan tiang-tiang utamanya saja. aneh dan cukup membuat ku bingung...

dalam hal lain. yang lebih manusiawi. dalam hubungan antara dua insan.
ketika melakukan pendekatan misalnya... sangat di butuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. butuh kerelaan. di antara dua belah pihak. butuh meyakinkan yang lain. dan sangat membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

namun ketika ingin menghancurkan hubungan tersebut... sangatlah mudah bahkan hanya bisa dilakukan seketika... sekejap hati, sekelebat mata...

knapa?? knapa?? aneh...

sebuah pesan untuk kau yang ada di sana...

relakah kau bersama ku...
aku ini hanya seorang yang lugu...
tak tahu diri...
ingin melamar seorang putri...

putri cantik dari kayangan...
dari negri seberang...
perbedaan terlalu lebar membentang...
bisakan ku bangun jembatan yang terbentang...

jembatan cinta...
menghubungkan aku dengan dirinya...
kuat kah...
menahan segala derita...

derita yang ku buat...
karena aku hanya nekat...
mudah-mudahan kita bisa berbahagia...
menghadapi segala derita...

dengan rasa saling menyayangi...
dengan rasa saling mencintai...
dengan rasa saling menghargai...
kita akan selalu bersama... selamanya... selamanya...

Perjalanan Pertama

hari ini aku memulai perjalanan pertama ku...

Dari Museum Hingga Mal

bersama tiga teman ku... Ghazi, Emol, Anggara...

ku mulai perjalanan kecil ini dengan berjalan-jalan ke Museum Nasional, Monumen Nasional, dan Mesjid Istiqlal...

Aku, Ghazi, Emol, Anggara...

titik awal mulai perjalanan ini di mulai dari Mesjid Agung Al-Azhar... di situlah titik awal perjalanan ini...

namun sesuai dengan apa yang dianut tentang efisiensi jarak dan waktu... aku memulai nya dari daerah Gadjah Mada..

jadi titik pertemuan kita ada di Museum Nasional... di dalam nya kulihat banyak sekali arca-arca, patung-patung dan inscription. namun sayang sedikit sekali masyarakat Indonesia yang ada disana saat itu... lebih banyak orang dari luar negeri ada di sana... ada turis dari cina, Belanda, dan Jepang... banyak sekali peninggalan dari masyarakat Indonesia kuno... ada pula yang menurut Charles Darwin adalah nenek moyang kita... tengkorak dari Manusia purba...
ada juga beberapa alat dari perak yg biasanya hanya ku dengar di dalam kelas dalam pelajaran sejarah kini ada di depan hadapan ku... semisal nekara, moko dan kawan-kawannya... yang membuat ku terkejut biaya masuknya pun kedalam Museum Nasional Hanya 750 perak. gorengan pun hanya dapat sepotong. dan di Museum Nasional kita bisa mendapatkan pelajaran tentang menghargai sejarah.

perjalanan berakhir juga di Museum nasional... lalu karena di dalam museum tidak boleh menggunakan kamera akhirnya kami melampiaskan nya di depan Museum Nasional... memotret sana sini... Ghazi dengan Lomo Holganya, Emol dengan Lomo Fisheyenya. Aku dan anggara tak bermodal Lomo hanya kamera Olympus pinjaman dari emol...

kami saling bergantian memotret salah satu diantara kami... namun semakin lama aku yang hanya memotret Anggara...

setelah selesai di depan Museum Nasional... kami melanjutkan Perjalanan kami ke Monumen Nasional. hari itu matahari bersinar sangat terik. kami hanya menggunakan kendaraan paling sempurna ciptaan tuhan yaitu Kaki. dengan itu kami berjalan menuju Monumen Nasional.

setelah sampai pada halaman Monumen Nasional... yang tidak lain dan tidak bukan adalah saksi bisu kenapa FPI di cekal.

disana kami hunting foto. dengan beragam ide Ghazi dan Emol mencari angel yang sesuai untuk mendapatkan hasil foto yang menarik. Aku dengan Kamera pinjaman hanya memoto hal-hal yang menurutku menarik.

dan tiba-tiba sebuah kejadian mengejutkan terjadi. Lomo milik Ghazi terjatuh dan tak disangka tak di duga... Film di dalamnya Robek. sehingga hasil foto hasil jepretan Ghazi tak dapat di cetak. huh... sungguh sangat disayangkan.

karena itu tadi hari Jumat kami akan melaksanakan sholat Jumat. rencana awal kami ingin sholat Jumat di Al-Azhar. disana sudah menunggu Ajid dan Husein. namun tak ayal karena kami terlalu asik bermain-main dengan kamera. waktu Dzuhur pun telah datang. akhirnya kami memutuskan untuk Sholat Jumat di Mesjid Istiqlal. kami berjalan dari daerah Monas menuju Istiqlal. telah terlihat dari komplek Monas kubah mesjid Istiqlal namun kami bingung lewat mana keluar dari komplek Monas menuju Mesjid Istiqlal.

setelah keluar dari komplek Monas kami melihat Istiqlal. kami mencari jalan untuk kesana. namun kami di batasi oleh sebuah sungai. ah namun akhirnya Anggara menemukan jalannya untuk ke monas. lumayan jauh jaraknya namun kami lewati itu hanya dengan berjalan kaki.

setelah menemukan pintu gerbang kami masuk dan melaksanakan Sholat Jumat. selepas sholat Jumat Kebutuhan manusiawi kami mengajak kami untuk mengisi perut terlebih dahulu dan melepas dahaga.

setelah itu barulah kami lebih sering panik ketimbang menikmati perjalanan kami. ingat Ajid dan Husein ada di Al-Azhar untuk menunggui kami dari Monas... karena setelah perjalanan di tengah kota ini kami akan menonton film di PIM. film itu dimulai pukul 14.15 sedangkan pukul 13.30 saja kami masih sempat bingung membedakan mana Museum Nasional dengan Istana Presiden -dari jauh tampak mirip- setelah menemukan arah yang benar kami langsung menuju halte busway untuk menuju Al-Azhar.

dan kami sampai di Al-Azhar saja pukul 14.00 tak ayal film itu pasti kami lewatkan walaupun hanya awalnya. dan rasa Maafku, aku sampaikan secara khusus kepada Ajid -yang pada saat itu sedang berpuasa nazar- dan Husein -yang tidak makan karena menghormati ajid- yang telah menunggui kami selama satu jam lebih. sekali lagi Maaf. setelah itu kami berangkat menuju PIM dan film itupun telah kami lewatkan selama kurang lebih 15 menit. di PIM telah ada Aji, Argon, Tegar, Fega, dan Dinan. mereka yang membelikan tiket menonton film tersebut. hari itu harga tiket nya 35 ribu rupiah.

dan setelah sampai pada ending Film ternyata ku lebih menganggap perjalanan ku hari itu lebih menarik ketimbang film tersebut. Film tersebut memiliki ending yang sangat membuatku kesal... Film itu adalah RC... -bukan bermaksud menjatuhkan-

selepas menonton kami semua sudah ingin pulang sehabis menunaikan sholat Ashar. kami pun berpisah dan aku minta di turunkan oleh ajid di dekat poin square lebak bulus. karena aku akan naik angkot s14 jurusan lebak bulus-petukangan... selesai sudah perjalanan pertama...

aku mendapatkan sesuatu dari perjalanan ku hari ini.
bahwa... 750 perak versus 35 ribu... ku lebih memilih 750 perak. lebih seru dan lebih bermanfaat. sebenarnya karena film ini memiliki ending yang "sialan" jadi aku tidak memilih nya...


semoga dengan perjalanan awal kecil-kecilan ini akan ada perjalanan lanjutan yang lebih menantang. akan ku tulis setiap perjalanan seru ku mulai hari ini...

Penjara Cinta


tak ayal cintaku kini telah ku penjara...

ku masukkan dulu cinta ku kedalam penjara. bukan karena dia telah melakukan sesuatu yang jahat. sesuatu yang melukai orang lain. tapi karena ia mungkin bisa saja menjadi pengganggu. Pengganggu apakah ia benar-benar bisa menjaid pengganggu...? atau hanya ketakutan ku yang berlebih...?

entah apa jawabannya namun yang pasti. untuk sekarang Cinta yang ku penjarakan. teman-teman satu persekongkolannya tidak ku jebloskan juga ke dalam penjara. ku biarkan ia bebas mencari mangsa nya untuk di rampas untuk di rampok.

perhatian dan suka... ia yang ku biarkan bebas berkeliaran mencari mangsa nya untuk di rampok...
bebas mencari target untuk nanti bisa membebaskan cinta...

penjara yang dibangun oleh rasa egois yang tinggi ini akan kokoh atau sangat rapuh belum pernah di uji coba. namun selayaknya tahanan cinta juga pasti akan mencuri-curi kesempatan untuk keluar dari sel... namun jika belum saatnya bebas menurut pengadilan ia akan tetap menjadi tahanan entah tahanan rumah atau tahanan dalam penjara.

penjara ini kubangun khusus untuk cinta. bukan untuk membuatnya menjadi lemah namun untuk membuatnya semakin kuat...

yang kuharap ketika Cinta ini bebas. hanya satu orang yang menunggu nya di luar... seseorang yang kan kuberikan Cinta ini secara utuh tidak tanggung...

maaf cinta kali ini kau ku masukkan ke dalam penjara... maaf kan aku... ini demi kebaikan kita...

dan juga nanti... perempuan yang akan kita berikan segalanya bersama...

Maaf cinta...

wanita dengan Cinta... kuharap ada wanita dengan segala cintanya... berusaha menjadi pengacara dengan segala kejujurannya... untuk membebaskan cintaku...

ia datang dengan hatinya... mencuri perhatian ku... dan mencuri perhatian dan suka ku... untuk pindah ke dalam diri nya... datang dengan gaun malam yang indah... dan menuntut untuk membebas kan cintaku... untuk bebas tanpa syarat apapun... bebas dan saling bersatu...

akan kutunggu datangnya pengacara... dan akan ku cari sambil menunggu... dengan suka dan perhatian yang ku punya...

KOSINUS


Komunitas Suporter Indonesia-Alpus

Umur satu tahun telah kau gapai…
Satu tahun adalah waktu yang telah kau capai…
Layaknya seorang manusia…
Kau sedang lucu-lucunya…

Berdiri agar seimbang…
Membuat mu terlihat gagah…
Tetap berdiri dengan tegak…
Akan membuat mu semakin di akui…

Belajar untuk berjalan…
Kini menjadi tujuan mu…
Jatuh tidak menjadi alasan...
Karena itu baik bagimu…

Menangis karena lapar…
Tak membuat mu dibilang cengeng…
Sedih karena perpisahan…
Takkan membuat ini dibilang bubar...

Berbicara sedikit kata…
Akan membuat mu serasa dewasa…
Tetap menunjukkan eksistensinya…
Adalah tujuan dasar mu…

Kini ada jarak yang nyata…
Terpampang ratusan kilometer…
Namun, masa lalu telah ada…
Nyata menunggu untuk berlanjut…

Takkan pernah mati…
Takkan pernah berhenti....
Akan tetap di hati…
Dan di ingat sampai mati...

Selamat Ulang Tahun KOSINUS…

Dariku untuk mu… 77 untuk dirimu…

Kehidupan

Kehidupan Menemukan jalannya sendiri...

kata yang kudengar dari sebuah film yang telah mendapatkan banyak penghargaan.
Film Jurassic Park karya Steven Spielberg.

kata tersebut tampak biasa namun sangat bermakna. sebagaimana pun kita selaku makhluk paling sempurna ciptaan Tuhan, takkan pernah bisa sedikit pun menyentuh ilmu atau apapun milik sang Maha Sempurna ALLAH SWT.

mungkin dalam film Jurassic Park seseorang berambisi menghidupkan kembali Dinosaurus. melalui darah dinosaurus yang terdapat pada nyamuk. untuk menyempurnakan DNA dinosaurus mereka membuat kelengkapannya dengan DNA Kodok atau Katak.

mungkin mereka merencanakan untuk menjaga populasi Dinosaurus tersebut mereka merekayasa untuk menciptakan semua dinosaurus yang lahir berjenis kelamin betina.

namun sekali lagi Tuhan menyampaikan bahwa Ia tak bisa disaingi. ada saja sesuatu yang tidak kita ketahui tentang Kehidupan secara menyeluruh. mungkin hanya sebagian kecil saja dari kehidupan yang kita ketahui.

Tingkah laku binatang yang kita anggap sudah jinak mungkin sutu saat akan tiba-tiba menjadi ganas. Tanpa alasan dan tanpa sebab yang jelas.

sekali lagi terbukti bahwa Kehidupan takkan pernah bsa di batasi oleh tangan manusia.

rekayasa genetika yang digunakan manusia takkan pernah bisa melebihi kehendak Sang Maha Pencipta. Kehidupan Pasti akan Menemukan Jalannya sendiri...

Cita-Cita dan Cinta





Bagiku dua hal yang menjadi judul blog ini adalah sesuatu yang tak bisa kujalani bersamaan Saat ini.

kedua hal tersebut bagaikan dua pasang rel kereta api bagiku... hanya berdampingan namun mungkin untuk bersatu di jalur nya nanti.

harus kupilih yang akan kujalani saat ini antara Cita-Cita dan Cinta.

sering sekali ku dibuat plin-plan karena dua hal tersebut. kadang menjalani Cita-Cita kadang pula berurusan dengan Cinta.

baru-baru ini ku baca 3 buah novel -yang sebenarnya berseri sebanyak 4 namun yang ke 4 belum terbit- di dalam novel tersebut kembali lagi ku sadar bahwa yang harus ku lalui lebih dahulu adalah masalah Cita-Cita... seiring berjalannya Cita-Cita, Cinta pun tak boleh lupa. Cinta pun dengan seiringnya Cita-Cita akan bersemi pula.

Cita-Cita ku pun harus ku kejar mulai detik ini tak kan ada lagi masalah lain yang harus ku bingungkan terkecuali menyangkut Cita-Cita.

tersadar sekali lagi bahwa ternyata di dalam Cita-Cita ku terdapat Cinta. mungkin Cinta di dalam Cita-Cita ku lah yang akan bersemi... mudah-mudahan ALLAH mendengar sekelebat doaku tadi...

Cita-Cita tak melulu Cinta...
Cinta pun Tak melulu Cita-Cita...
keduanya bukan hal yang sulit...
hanya dua buah hal yang rumit...

didalam Cita-Cita pasti ada Cinta...
namun tak jarang pula dalam Cinta ada Cita-Cita...
namun Cita-Cita akan kita perjuangkan...
sedangkan Cinta tak lebih dari bir memabukkan...

seiring waktu yang terus bergulir...
mengalir bagai air...
Cita-Cita pun akan sampai pada Cinta...
Cinta di datangi oleh hasil dari Cita-Cita...

Cinta dan Cita-Cita akan bertemu...
untuk saling bercumbu...
Berusaha saling membantu...
untuk sang pemilik Kalbu...