Teman Tiga Tahunku


habis sudah tiga tahun masa SMA ku... akhirnya aku harus berpisah dengan teman-teman ku.
kini setiap orang memiliki tujuan masa depan nya masing-masing.

termasuk teman tiga tahun ku. aku dan tiga teman tiga tahunku melewati masa SMA berada di kelas yang sama selama tiga tahun. merasakan hampir hal yang sama.

teman tiga tahunku adalah...

Irvan Hadiansyah (Bejo)

Selama tiga tahun ku selalu mendengar lawakan serta banyolan dari dirinya, membuat hari ku selama di sekolah serasa ramai, hidup, dan berwarna. membuat hari sekolah yang monoton menjadi berliku dengan tingkah laku serta candaan yang di lontarkannya. membuat ku kembali menyukai sepakbola setelah hampir ku tinggalkan. tak ada perbedaan di matanya semua orang itu sama. memiliki hak yang sama menyangkut sepakbola.

terima kasih bejo telah membuat hari sekolah ku menjadi hidup...

Muhammad Dien Lesmana (Dien)

Tiga tahun selalu ku berada di bawah nya dalam urutan Absen... nama ku dan namanya selalu berada dalam urutan saling berurut. setelah namanya selama tiga tahun pasti namaku. sama hal nya seperti Bejo, ia berkolaborasi bagaikan Tsubasa dan Misaki dengan Bejo dalam hal sepakbola, dan berduet seperti Tom and Jerry dalam menghibur teman-teman sekelasnya. tak pernah terlihat rasa pesimis di dirinya, hanya optimis yang terkesan dari dirinya.

Terima kasih dien untuk tiga tahun setelah namamu...

Pravita Gebrina Suwarno (Vita)

Tiga tahun selalu riang tanpa beban itulah dirinya... selalu tersenyum dan tertawa melepas beban yang harus dia hadapi. tiga tahun ku bersamanya dalam satu kelas tak pernah kulihat ada beban dalam hidupnya (mungkin aku tak cukup tahu). selalu membawa sarapan yang tak bisa ia santap ketika waktunya ke sekolah. menjadi penghibur suasana ketika ku sedang tak ingin belajar.

Terima kasih vita untuk selalu membawa suasana bahagia di dalam kelas...


tiga tahun ku bersama mereka di SMA adalah waktu yang telah ku tempuh. tak ada rasa sesal sama sekali ku bersama mereka... bersyukur ku kepada ALLAH yang telah pernah memperkenalkan ku kepada tiga orang tadi...

Takkan pernah ku temui orang-orang seperti mereka dalam hidup ku...
Hanya mereka yang seperti itu dalam hatiku...

Sekali lagi terima kasih sahabat atas tiga tahun yang meyenangkan... bersama kalian...

aku telah hidup 18 tahun lamanya, banyak orang yang pernah ada dalam kehidupanku, melukis tinta yang telah kuberi di selembar kanvas putih...

banyak yang kupelajari dari orang-orang tersebut mulai dari blajar bagaimana harus memaknai hidup ini.

sedikit demi sedikit ku mengetahui bahwa pelajaran hidup ternyata lebih rumit dibanding kan segala macam rumus-rumus.

"jika anda bilang bahwa kumpulan rumus-rumus matematika itu rumit berarti anda belum merasakan betapa rumit nya kehidupan ini" kata-kata dari seseorang filosof yang ku lupa namanya...

saat ini akan ku dedikasikan tulisanku untuk orang-orang yang ada di kehidupan ku...

Terima Kasih telah pernah berada di kehidupanku...
Terima Kasih Banyak...

Dari Jalanan Jadi Jajanan


Sebuah pemandangan yang berada di daerah Jakarta ini terdapat tidak hanya di daerah-daerah pinggiran kota Jakarta namun sering juga berada di tengah kota Jakarta.

"Dari Jalanan Jadi Jajanan"

sebuah tempat yang di peruntukan bagi kendaraan bermotor maupun bagi pejalan kaki di daerah ibukota Jakarta telah banyak berubah fungsi. dari Jalan untuk orang berlalu-lalang menjadi tempat menjajakan jajanan.

mulai dari barang-barang elektronik sampai sebungkus makanan.

memang ironis bagaikan dua bidang mata uang.
di satu sisi bisa membuat macet jalanan namun alasan para penjual memang klasik yaitu demi sesuap nasi.

Pemerintah DKI memang sudah banyak menyediakan tempat-tempat berjualan. namun sekali lagi banyak dari tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah bukan di tempat atau pusat keramaian.

lagi-lagi para pedagang pindah tempat untuk mendekati para pelanggan setia mereka.

demi mengebulkan asap di dapur mereka.

memang terkadang itu sebagai salah satu biang kemacetan di kota ini. namun masih saja ada pembeli jika itu memang membuat kemacetan.

terkadang orang yang selalu marah-marah apabila para penjaja jajanan tersebut berada di jalan yang mereka anggap jalannya sendiri, malahan mereka menjadi pelanggan setia para pedagang tersebut...

kondisi diatas juga menghinggapi diriku.

ironis namun ini memang sebuah keadaan yang sudah mendarah daging di kota ini.
Jakarta Kota metropolitan.

Jakarta memang keras, kekerasan banyak terjadi di jakarta...
Demi sesuap nasi
Asap dari dapur... mengepul

Senyummu

senyum mu pernah mewarnai hatiku.

setalah ku perhatikan dimana saja dirimu kau selalu saja tersenyum entah dengan sebab apa ku tersenyum namun kau tetap saja tersenyum.

tak jelas untuk apa, apa sekedar menyapa atau suasana hatimu yang sedang senang?

ketika kau berfoto bersama teman-teman mu juga kau selalu saja berpose seperti itu pose dengan senyuman.

kau selalu saja tersenyum tak peduli foto apa yang sedang di butuhkan, tema apa yang sedang diangkat ketika foto tersebut.

seyum dan senyum mengambarkan suasana hatinya. yang selalu saja riang tak pernah peduli dengan keadaan dirinya. yang penting senyum.

senyum adalah ibadah yang paling murah.

Kuda Putih

Kuda Putih sudah pernah ku singgung di postingan Blog sebelumnya.


saat-saat ini adalah saat nya aku berfikir tentang suatu hal, yaitu masa depan ku kelak.
apa yang harus ku pilih dan mana yang harus ku lalui.

ku lebih memilih mencari Kuda Putih terbaik sebelum menjemput sang putri raja nan cantik jelita. saat ini banyak jalan untuk menemukan kuda putih itu. mana yang harus kupilih kuda putih dengan ras sunda atau jawa atau malah betawi??

banyak pilihan yang akan kupilih nanti, dengan apa, untuk siapa, dan kapan adalah pertanyaan yang terus ku inginkan jawabnya.

saat kuda putih tlah ku pilih dari beberepa kuda putih yang tersedia. aku akan menunggangi nya dengan penuh kebanggan karena kuda ini yang kupilih.

ku akan menaiki kuda ini untuk melewati segala rintangan yang menghadang menuju tempat putri berada.

seorang putri raja yang kusebut sebagai jelmaan Bidadari namun aku menyebutnya "Bidadari Tak Bersayap"

sesosok bidadari ini telah merasuki diriku untuk terus mencintai nya. entah dengan alasan apa aku bisa mencintainya. mungkin karena ia mencintai ku apa adanya.

Bidadari yang aneh, ia secantik bidadari namun ia tak memiliki apa yang dimiliki bidadari yaitu sayap.

dengan ketidakadaan sayapnya itu ia bisa mengajak ku terbang melihat indahnya dunia ini. bersamanya akan ku arungi segala cobaan dan rintangan.

untuk hidup bahagia,
dengan,

Bidadari tak bersayap yang ku jemput dengan Kuda Putih...

Kebodohan ku

hahahahahaha.....

ku awali tulisan ini dengan tertawa...
ku tak bermaksud menertwakan orang lain, juga bukan tertawa karena sesuatu.
tetapi aku menertawakan diriku sendiri.

aku tertawa melihat diriku sendiri, dengan mudahnya terbawa perasaan dan keinginan sejauh ini. tersesat dengan nafsu ku sendiri aku tertawa...

bodoh, aku bodoh kenapa mau saja mengorbankan sesuatu padahal tak jelas maksud dan tujuan nya. lagi dan lagi ini masalah cinta. ku merasa bodoh dan menjadi pecundang untuk hal yang satu ini, tapi aku hanya menjadi bodoh dan menjadi seorang pecundang hanya saat ini ku tegaskan "HANYA SAAT INI"

aku dengan mudah nya berharap kepada nya bahwa suatu saat akan mencintainya. namun, sekali lagi itu hanya omong kosong.

mimpi bisa dikatakan seperti itu. namun aku dengan bodohnya mengikuti alurnya bukan melawan.

aku percaya saat ini aku "baru" 18 tahun hidupku bukan hanya cinta masih banyak yang bisa ku lakukan dan membuat orang di sekitarku sadar bahwa aku adalah orang yang tidak "bodoh" lagi.

lebih baik ku kejar impianku. daripada ku mengejar impian kosong dan hanya membuang waktu ku yang bisa lebih berguna bagiku.

tak perlu mencari yang ku cintai atau yang mencintaiku terburu-buru. jika memang sudah waktunya dia akan datang sendiri atau aku akan mendatanginya dengan segala kebanggaan yang ku miliki bukan dengan kata-kata gombal yang tak berguna, datang dengan "kuda putih" sebagai pangeran untuk mengajak sang putri hidup selamanya.

saat ini ku akan lebih mencintai apa yang sudah mencintaiku dan sudah ku sayang. Keluargaku lebih harus kusayangi ketimbang siapapun. diriku lebih butuh kasih sayang dari diriku sendiri ketimbang kepada orang lain, aku harus adail membagi cinta ku ini.

akan kusisihkan untuk ALLAH SWT bagian terbesar, kemudian untuk Keluargaku, dan untuk temanku di satu bagian yang lain, untuk diriku berada di bagian yang lain, dan yang sebagian lagi untuk seseorang yang menerima ku apa adanya dan rela mencintaiku.

7 Juni 1990

tanggal Tujuh bulan Enam delapan belas tahun yang lalu...

aku dilahirkan melalui proses yang panjang.

ibuku melahirkan ku ke dunia dengan penuh pengorbanan. bapak ku menunggu dengan hati yang tak tenang menungguku lahir. kakakku yang berumur tiga tahun diluar bingung mencari dimana ibunya. kakakku tak sabar memiliki diriku untuk diajak bermain mobil-mobilan kegemarannya. kakek nenek ku terus berdoa untuk keselamatan aku dan juga ibuku.

akhirnya aku dilahirkan sekitar pukul 4 sore. karena aku dilahirkan melalui proses operasi aku dimasukkan kedalam inkubator terlebih dahulu.

ketika ku masih bayi kakak ku dengan tak sabar nya sudah mengajakku bermain mobil-mobilan kegemarannya. padahal saat itu aku belum bisa apa-apa.

selama ku dibesarkan belaian kasih sayang tak pernah berhenti diberikan keluargaku untuk aku. segala apa yang kuinginkan selalu saja di belikan asalkan aku bahagia itu tujuan utamanya. apapun yang kuinginkan selalu saja di kabulkan padahal baru beberapa kali kumainkan pasti aku sudah bosan. kalau saja tak dibelikan apa yang kuinginkan selalu saja aku pasti merengek untuk di belikan dan akhir nya di belikan juga.

tak terasa umurku sudah 18 tahun sekarang sudah bisa dianggap dewasa. tak harus semua yang kuinginkan terkabul harus kupilih mana yang benar-benar kubutuhkan dan mana yang hanya nafsu sesaat saja.

selama 18 tahun selalu ku berada di samping keluargaku. namun selama ku berada di SMA kakakku pergi menuntut ilmu di bandung sana tak lagi ada di rumah. tak lagi bisa setiap hari kuajak beradu argumen, berpukul-pukulan, dan melakukan hobi kami yaitu sepakbola.

saat ini ku akan melangkah ke jenjang yang bisa dibilang dewasa. yaitu duni perkuliahan. saat itu aku ingin menjadi lebih mandiri. hidup sendiri mengatur keuangan sendiri dan merasakan lapar jika tak punya uang.

saat ini aku ingin mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah SAW yaitu hijrah walaupun aku tak bisa meniru sepenuhnya. Hijrah untuk hidup lebih mandiri.

umurku telah 18 sebuah angka yang tak sedikit. umurku hidup di dunia semakin sedikit dan terus saja berkurang.

waktuku semakin sedikit. apa yang telah kulakukan untuk orang-orang di sekitarku?.
ku berusaha untuk membahagiakan mereka orang-orang yang selalu mensuport ku. memberi dukung baik moril dan materil.

keluargaku bagiku engkaulah segalanya... tanpa keluarga yang seperti ini entah aku akan jadi seperti apa...

sekali lagi ucao syukurku untuk-Mu ya ALLAH... kau memberiku rahmat tak terkira, berkah yang tak ada tandingnya....

KELUARGAKU....