Persembahan

Menengadah ke langit melihat Bulan di terik siang bolong
Melirik Matahari di saat malam gelap gulita
Aku berjalan menelusuri jalan yang panjang
Jalan tiada ujung yang berujung di sebuah pencarian.

Mencari dirimu, teman hidup sampai mati
Merangkai kata memberi makna
Makan hati untuk menghilangkan lapar
Minum darah untuk menghilangkan dahaga.

Kau dimana ???
Berada dimana dirimu ???
Sekitarku atau kau menjauh dariku???
Malu melihat aku yang mencarimu???

Di tempat akhir ku mencari aku menunggu
Menunggu kau memekarkan kelopak bunga yang kau miliki,
Menunggu kupu kupu hinggap pada dirimu
Mengisyaratkan bahwa kau memang untukku

Perjumpaan memang itulah awal dan perpisahan pun juga awal
Tak ada akhir bagi rasa ini
Tiada pernah berhenti ini ku persembahkan
Ku persembahkan hanya untuk sang bidadari

Takut....

Terlalu Takut untuk berkata…
Terlalu Naif untuk Bicara…
Aku takut …
Ketakutan menakutiku…

Malu aku untuk mengakuinya…
Takut akan kenyataan…
Berkali-kali sudah…
Mungkinkah yang kali ini…

Takut aku takut ini akan sama saja…
Cintaku bertepuk sebelah tangan…
Apa aku terlalu pesimis?
Takut sebelum mencoba…

Betulkan jika aku bisa disebut pengecut?
Takut bertanggung jawab kepada ku??
Aku memang pengecut sejati…
Malu… dan Takut…

Mungkin kah yang kali ini akan berbeda…
Hanya aku yang tahu…
Dan hanya aku yang bisa menjawabnya…
Tetap tanda Tanya atau akan menjadi jawaban…

Lagi-Lagi CINTA....

Lelah hari telah dilaluinya
Berbilang bulan dan berbilang tahun
Ada yang berakhir ada yang bermula
Berakhir dengan bahagia… bermula dengan sedih
Berakhir dengan sedih bermula dengan bahagia…

CINTA kenapa engkau membuat beberapa orang bersedih
Kau datang seharusnya untuk membuat ku bahagia
Ku tak mau kau datang untuk seperti ini
Membuatku sedih tak berdaya
Cinta kau untuk siapa? Untuk Apa?

Kau di ciptakan untuk apa???
Untuk siapa???
Terkadang kau membuat ku senang
Namun kau pun bisa membuatku sedih
Sulit ku mengerti.

Siapakah engkau
Berwujud apakah engkau???
aku ingin merasakannya…
namun aku terlalu takut untuk memulai…
karena ku takut yang ku mulai akan berakhir…
aku sudah tahu ada mula pasti ada akhir
tapi aku terlalu takut berkata terlalu naïf untuk bicara.
Aku yang pengecut… pecundang…
Ingin merasakan namun ingin bahagia…
Tak selamanya suatu hal hanya bahagia..

Sulit, memang sulit sial aku yang bodoh…
Mengulang waktu tak mungkin dapat ku lakukan…
Namun sulit ku bagikan waktu ku untuk dirimu…
Cinta kau yang aku mau kau yang aku suka…

Berikanlah aku dirimu
Relakan aku menyukaimu
Mencintai dirimu seutuhnya..
Oh cinta aku mencintaimu…

Bodoh

Terekam dalam ingatan kejadian di alam mimpi.
Palsu tak bernyali membuatku naif.

Hanya alam bawah sadar
Tanpa arti tanpa makna.

Andai itu asli aku bertanya?
Benarkah semua itu terjadi?

Nyali sudah ada di batas ingatanku
Nyali kecil seorang manusia hina

Hanya menulis...
Itu yang ku lakukan…

Tak berani berkata
Untuk sedikit membuat jadi nyata

Mimpi sudah kuanggap nyata
Alam bawah sadar menjadi kiblat
Sampah… sampah masyarakat aku berlaku
Pengecut sudah menjadi nama lainku…

Ingin tapi tak bisa…
Tak bisa berkata tak bisa di ampuni…

Ingin tapi tak ingin
Keinginan ku yang selalu saja khayalan

Bodoh satu kata yang tepat…

Another....

Hanya sekedar cinta bukan sebuah CINTA…
Cita-cita untuk mencintai dan di cintai…

Sulit di mengerti sulit dimaknai…
Melihat hati, melirik mati…

Malam melirik, melihat aku yang duduk termenung
Terlihat gila karena hanya bisa senyum menyimpul

Berfantasi tentang dirinya… yang sudah di depan mata
Ada di hati namun tak bisa ku cintai

Aku yang bodoh atau hatiku yang terlalu naïf?
Bodoh melihat pantulan ku…
Naïf melihat cerminan ku…

Selamat malam… semoga kau tidur nyenyak…
Semoga juga ucapan ini tak hanya dalam mimpi…

Mimpi ku yang selalu menjadi khayalanku…
Selamat tinggal…

Pertanggung Jawaban

setiap manusia memiliki cita-cita nya masing masing. cita-cita bisa dikatakan sebagai sebuah akhir atau sebuah finish dari sebuah perlombaan mengejar cita-cita.
tak ada yang tahu pasti kapan dan dimana cita-cita itu dapat tercapai. jika ku ibaratkan itu sebagai lomba lari, itulah lomba lari dengan mata tertutup dan juga tidak tahu jarak yang harus di tempuh.
kita tak akan pernah tahu jalan mana yang akan kita lewati? mungkin kita masih bisa merasakan jalan nya, kita masih bisa memilih namun kita tidak tahu jalan seperti apa yang kita pilih.
juga jaraknya. kita tak akan pernah tahu dimana cita-cita kita berakhir. yang kita tahu hanya dimana finish tersebut. namun kita tak tahu seberapa jauh ataupun dekat dengan kita saat ini.
untuk mencapainya, kita harus melewati beberapa tes untuk kita lewati. oleh karena itu. kita pun harus bersiap dengan resiko yang akan kita hadapi jika kita mengambil sesuatu sebagai cita-cita kita.
itulah yang di maksud dengan pertanggung jawaban dengan apa yang telah kita inginkan. bukankah jika kita menginginkan sesuatu harus ada yang kita korbankan? menurut ku itu bukan "dikorbankan" melainkan menundanya.
menunda suatu hal untuk nantinya kita menyelesaikannya. itu semua adalah sebuah pilihan, kita tetap harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kita ambil. menyelesaikan yang mana adalah sebuah pilihan.
tak ada yang mewajibkan mana yang lebih dulu. semua itu bebas tak ada yang mengekang. cita-cita itu wujud nyata dari sebuah keinginan. prioritas menjadi kawan dari sebuah cita-cita.
prioritas ada dimana itu yang penting. mana yang ingin kau raih lebih dulu. itu yang kau dahulukan.
seorang manusia di berikan batasan-batasan tak mungkin kita berada di jalur yang satu kemudian pindah lagi ke jalur lainnya. kita pun harus tetap fokus dengan suatu hal. namun fokus disini bukan berarti menggunakan kaca mata kuda.
kita juga harus melihat sekitar. mungkin saja jalan yang kita tinggalkan itu lebih dekat dengan garis finish. mungkin juga lebih jauh. sekali lagi tanggung jawab yang kita perlukan. jika kita sudah memilih jalan tersebut jauh maupun dekat tak akan jadi masalah.
itu yang harus kita tanamkan bahkan ciptakan. bahwa manapun jalannya finish-nya tetap disana.
mungkin seperti Thomas alfa edison ia sudah memilih jalan tersebut dan ia bertanggung jawab dengan jalannya sehingga ia terus berusaha walaupun banyak percobaan nya yang gagal.
begitu juga dengan colonel sanders. ia pun tak kalah gigih dalam mempertahankan pilihannya alias bertanggung jawab. ia tidak putus harapan untuk menawarkan resep khasnya ke beberapa restoran.

Tak mungkin

Ternyata niat awal ku untuk mengubah isi dari blog ini tampak akan gagal... terlalu sulit untuk mengubah nya.... kalau begitu aku tak akan mengubah nya secara total... hanya bagian per bagian....