Pertanggung Jawaban

setiap manusia memiliki cita-cita nya masing masing. cita-cita bisa dikatakan sebagai sebuah akhir atau sebuah finish dari sebuah perlombaan mengejar cita-cita.
tak ada yang tahu pasti kapan dan dimana cita-cita itu dapat tercapai. jika ku ibaratkan itu sebagai lomba lari, itulah lomba lari dengan mata tertutup dan juga tidak tahu jarak yang harus di tempuh.
kita tak akan pernah tahu jalan mana yang akan kita lewati? mungkin kita masih bisa merasakan jalan nya, kita masih bisa memilih namun kita tidak tahu jalan seperti apa yang kita pilih.
juga jaraknya. kita tak akan pernah tahu dimana cita-cita kita berakhir. yang kita tahu hanya dimana finish tersebut. namun kita tak tahu seberapa jauh ataupun dekat dengan kita saat ini.
untuk mencapainya, kita harus melewati beberapa tes untuk kita lewati. oleh karena itu. kita pun harus bersiap dengan resiko yang akan kita hadapi jika kita mengambil sesuatu sebagai cita-cita kita.
itulah yang di maksud dengan pertanggung jawaban dengan apa yang telah kita inginkan. bukankah jika kita menginginkan sesuatu harus ada yang kita korbankan? menurut ku itu bukan "dikorbankan" melainkan menundanya.
menunda suatu hal untuk nantinya kita menyelesaikannya. itu semua adalah sebuah pilihan, kita tetap harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kita ambil. menyelesaikan yang mana adalah sebuah pilihan.
tak ada yang mewajibkan mana yang lebih dulu. semua itu bebas tak ada yang mengekang. cita-cita itu wujud nyata dari sebuah keinginan. prioritas menjadi kawan dari sebuah cita-cita.
prioritas ada dimana itu yang penting. mana yang ingin kau raih lebih dulu. itu yang kau dahulukan.
seorang manusia di berikan batasan-batasan tak mungkin kita berada di jalur yang satu kemudian pindah lagi ke jalur lainnya. kita pun harus tetap fokus dengan suatu hal. namun fokus disini bukan berarti menggunakan kaca mata kuda.
kita juga harus melihat sekitar. mungkin saja jalan yang kita tinggalkan itu lebih dekat dengan garis finish. mungkin juga lebih jauh. sekali lagi tanggung jawab yang kita perlukan. jika kita sudah memilih jalan tersebut jauh maupun dekat tak akan jadi masalah.
itu yang harus kita tanamkan bahkan ciptakan. bahwa manapun jalannya finish-nya tetap disana.
mungkin seperti Thomas alfa edison ia sudah memilih jalan tersebut dan ia bertanggung jawab dengan jalannya sehingga ia terus berusaha walaupun banyak percobaan nya yang gagal.
begitu juga dengan colonel sanders. ia pun tak kalah gigih dalam mempertahankan pilihannya alias bertanggung jawab. ia tidak putus harapan untuk menawarkan resep khasnya ke beberapa restoran.

Tak mungkin

Ternyata niat awal ku untuk mengubah isi dari blog ini tampak akan gagal... terlalu sulit untuk mengubah nya.... kalau begitu aku tak akan mengubah nya secara total... hanya bagian per bagian....