Perjalanan Kedua Bagian Pertama

Perjalanan kedua ini telah ku lakukan, kuberi tajuk perjalanan ini…

Dari Daerah Khusus Ke Daerah Istimewa…

Kamis, 24 Juli 2008

Pagi pukul 5 Alarm Handphone ku berdering kencang itu mungkin sudah bunyi yang ke-3 karena aku pasang Alarm itu agar membangunkanku pukul 04.30. terbangun pukul 5 dan langsung bersiap untuk mandi. air dingin pun aku pakai untuk mensucikan tubuhku. Aku pun menunaikan sholat shubuh setelah bersuci terlebih dahulu.

Pukul 6 tepat taksi yang akan mengantarkanku ke stasiun gambir pun telah datang. Aku dan ayahku akan memulai perjalanan ini. Ibuku akan pergi juga ke jogja dengan teman satu arisannya. Taksi berlambang burung berwarna biru itu pun melaju di tengah sepi pagi melewati jalan protokol sudirman 3 in 1 pun belum berlaku. Hanya ada patung Jendral sudirman yang terus hormat tampak memberi hormat padaku yang akan pergi sebentar meninggalkan Ibu kota. Seperti soekarno dan Hatta dahulu. pindah dari jakarta untuk sementara memimpin dari Jogjakarta.

Dengan menempuh waktu kurang lebih setengah jam kami pun sampai di stasiun gambir. Kereta Taksaka 1 yang akan membawa kami ke Jogjakarta belum hadir. Karena itu kami pun memutuskan untuk sarapan dulu di stasiun kami memilih restoran jepang dengan maskot anak laki dan perempuan berwarna biru dan merah.

Aku membawa sebuah tas ransel yang berisi keperluanku di sana nanti. Ayahku membawa tas ransel kebanggaannya. Dan ada satu lagi sebuah tas Derek alias koper kecil milik seorang wakil ketua sebuah organisasi penting di kehidupanku.

Jam 7 pun kami naik ke peron alias tempat menunggu kedatangan kereta api. Ada kereta argo lawu yang sudah menanti para penumpang untuk di antar ke Solo. Kami pun menuggu dengan membaca Koran yang menurut ku paling murah dengan isi berkualitas.

Akhirnya terdengar dari speaker stasiun bahwa kereta Taksaka 1 yang akan kami naiki sudah bersiap di Stasiun kota untuk menuju Gambir –stasiun pemberangkatannya- tepat pukul 8 kereta itu pun sampai di jalur nomor 3. penumpang pun bersiap dan mulai mencari gerbong serta tempat duduk mereka, begitupun dengan kami. Kami mendapat tempat duduk di gerbong nomor 2 dan kursi nomor 3A dan 3B.

Setelah hampir semua penumpang masuk, kursi di sebelah kami yaitu nomor 3C dan 3D pun masih nampak kosong. Dan akhirnya belum lama setelah kami duduk datang sepasang turis dari Negara lain. Nampaknya dari Negara di daratan eropa sana. Umurnya tak terlalu tua mungkin sekitar 20 an tahun. Entah mereka sepasang suami istri, kekasih atau adik kakak. Menurut penglihatanku mereka adalah sepasang teman dekat alias kekasih.

Tepat sesuai jam yang tertera di tiket yaitu 08.15 pun kereta itu berangkat dari stasiun Gambir menuju stasiun tugu di Jogjakarta.

Kedua orang asing tersebut sibuk mengobrol sendiri tanpa perduli berada di Negara orang. Selama perjalanan suara mereka alias obrolan mereka menjadi teman ku dalam perjalanan kurang lebih 8 jam ini. Namun teman perjalanan ku kali ini bukan hanya mereka, sudah ku persiapkan juga Headset yang telah terhubung dengan Handphone musik untuk menghilangkan bosan ku, dan jug atak lupa Novel yang belum selesai kubaca yaitu Rahasia Meede.

Tak lama kereta berjalan aku pun kembali pada lamunanku. Terbayang dalam angan-angan ku. Suatu saat akan ku ajak dia untuk berjalan-jalan ke Negara orang layaknya sepasang orang asing itu. Berjalan berdua untuk menikmati Negara orang untuk sekedar berwisata. Berdua berpetualang ke Negara orang sungguh menyenangkan. Dan terlintas di pikiran ku apabila berkeliling ke Negara orang nanti menjadi bulan madu aku dengan dia. Ah!! Sial lagi-lagi aku berkhayal terlalu jauh. Namun aku berharap lamunan itu dapat menjadi sebuah kenyataan suatu saat nanti.

Kereta Taksaka ini nanti akan berhenti di Stasiun Cirebon untuk menaikkan penumpang. Kupakain Headset yang telah ku persiapkan tadi untuk menjadi teman awalku setelah lamunan tadi. Lagu pun kuputar lagi itu adalah lagu yang menurut ku enak untuk menemani perjalanan ku. Namun anehnya lagu itu pun mengingat kan ku akan sesosok dia yang tadi ada dalam lamunanku. Sudah ku buat sebuah Playlist untuk menjadi daftar lagu-lagu yang akan ku dengarkan selama di kereta.

Setelah beberapa lagu aku pun mematikan dan mengecek MSN melalui fasilitas dari e-buddy hanya ada segelintir orang pagi itu dan anehnya mereka menulis bahwa mereka sedang tidur –mengapa online namun mereka tidur??- ku matikan saja dan aku pun mengambil novel itu untuk menemani ku sekarang.

Kubaca dengan seksama novel itu namun, entah mengapa baru beberapa lembar ku baca mata ku serasa berat, akupun memejamkan mataku.

Begitupun dengan ayahku Headset menemani kupingnya namun matanya juga terpejam tak tahan merasa rasa kantuk yang menghinggapi kami.

Hanya kedua aktivitas itu yang kulakukan kalau tidak Mendengarkan lagu ya membaca novel itu. Ku tengok sebentar kearah sepasang orang asing di sebelah ku. Tak berbeda dengan kami, mereka pun hanya melakukan aktivitas yang sama. Membaca, mendengarkan lagu, dan tidur. Hanya sedikit obrolan kecil yang sering terlontar.

Seorang pramugari pun datang menawari kami menu makanan. Aku dan ayahku pun sudah memiliki rencana untuk mencicipi Steak ala kereta api. Yang kata ke dua orang tuaku makanan itu adalah makanan wajib yang ku pesan ketika dulu menaiki kereta api.

Dan kedua orang asing itu pun juga memesan makanan yaitu sepiring nasi goreng dan seporsi kentang goreng. Pemandangan yang cukup menarik, orang asing yang memesan kentang goreng dan nasi goreng dan kami yang memesan Steak.

Setelah itu tak ada lagi yang berbeda aktivitas nya pun tetap itu-itu saja. Setelah kereta api sudah dekat dan mungkin kurang lebih 1-2 jam sampai di stasiun tugu Jogjakarta. Di layar televisi di kereta pun menayangkan beberapa video klip milik grup band dalam negeri. Dan video klip grup band asal bandung yang sedang naik daun pun di putar. The Changcuters dengan Video klip I Love u Bibeh pun di putar akupun tertarik melihat video klip tersebut karena manurut ku video klip itu lucu dan tidak membosankan di lihat berkali-kali. Tak salah jika aku tak bosan, kedua orang asing di sebelah ku pun melihat video klip tersebut dengan seksama. Mereka melihat aksi dari the Cahangcuters dan mereka pun tertawa melihat The Changcuters membawakan video klip I Love U Bibeh. –apa mungkin mereka mengakui bahwa mereka The Changcuters mirip The Beatles?? Atau karena aksi kocak mereka??-

Akhirnya kereta pun sampai di stasiun tugu jogjakarta. Tak jauh berbeda dengan jam yang tertera di tiket. Aku dan Ayahku langsung turun dari kereta dan menuju tepat pemesanan hotel. Setelah bertanya dimana hotel Jogja Kembali –dimana wakil ketua sebuah organisasi penting di kehidupanku menginap- setelah itu kami pun menuju mushola untuk menjalankan Sholat Dzuhur dan Ashar.

Setelah itu pun kami mencari hotel murah untuk menginap selama satu malam. Setelah bertanya ke hotel terdekat dari stasiun tugu melalui biro tadi, tak ada satupun hotel yang terdaftar di mereka menyediakan kamar kosong untuk kami. Karena kamar mereka sudah penuh semua. Akhirnya kami mencoba melihat ke sekitar stasiun apakah ada hotel yang kosong. Kami pun melihat hotel Bhineka, hotel sederhana di dekat stasiun tugu. Kami menginap di sana selama satu malam saja.

Setelah membersihkan diri kami pun bersiap untuk plesir alias jalan-jalan di malam hari di jogja tepatnya di Malioboro. Sebelum berjalan-jalan ada yang harus di tunaikan yaitu makan malam.

Memang sudah kami rencanakan sejak lama, kami pun menuju sebuah tempat jajanan yang pernah masuk wisata kuliner Bondan winarno. Yaitu nasi kucing dekat stasiun. Kami pun datang dan langsun melahap sebungkus nasi kucing dengan gorengan seadanya serta sate sederhana seperti sate telur puyuh, sate daging, sate kerang, dan sate kikil. Kami pun langsung memesan minuman 2 gelas Kopi Joss. Kopi Joss bukan kopi dicampur minuman berenergi yang dilambangkan dengan kepalan tangan melainkan kopi yang di berikan seonggok bara panas yang biasa di gunakan di angkringan nasi kucing…

Sssshhhhh!!! bunyi ketika bara panas di celupkan ke dalam satu gelas kopi hangat. Baunya nan harum menggoda selera makan kami.

Kami pun berdua menghabiskan empat bungkus nasi kucing dan beberapa gorengan dan sate. Di angkringan ini kami pun menghabiskan hanya 19.000 rupiah. Sangat murah untuk bisa membuat perut menjadi wareg alias kenyang.

Malioboro malam hari pun menjadi tempat pertama kami untuk memulai berjalan-jalan. Tidak hanya siang, malam hari pun malioboro tetap ramai di kunjungi orang-orang dari mulai wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing melihat-lihat di pinggiran jalanan Malioboro. Tiapa sudut menyapaku bersahaja, begitu kata katon bagakara dalam lagu Yogyakarta. Tak hanya dalam lagu. Itu pun benar-benar terjadi. Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera... orang duduk bersila… musisi jalanan mulai beraksi… begitu juga lagi-lagi kata katon bagaskara. Memang jogja kota penuh dengan keramahan orang-orangnya. benar sepeti yang di lukiskan Katon Bagaskara dalam lagu yang di bawakannya ketika bersama Kla Project. Yogyakarta.

Setelah berputar-putar di malioboro dan melihat-lihat jalanan malioboro di malam hari. Untuk melepas lelah kami memilih sajian khas jawa yaitu wedang ronde secangkir cukup untuk menghangatkan tubuh kami di tengah suasana dingin nya malam daerah Malioboro.

Kami memutuskan untuk menuju Tugu Jogjakarta yang hanya berjalan lurus dari malioboro. Namun kami tak yakin jaraknya dekat, karena itu kami menaiki becak menuju tugu Jogjakarta. Dan aku pun tak lewat untuk mengabadikan diriku di depan tugu Jogjakarta.

Setelah mengira-ngira jaraknya tak terlampau jauh kami pun memtutuskan kembali dengan berjalan kaki. Dan tak lupa ayahku mengenang masa lalunya memakan Es krim di tempat es krim sejak jama belanda dulu. Kedai es krim itu bernama Es Krim Tip-Top. Kedai yang berdiri sejak jaman belanda ini tetap menata ruangan tak jauh berbeda dari jaman ayahku dulu. Terlihat dari kursi yang belum berubah sejak jaman ayahku dulu. Begitu kata ayahku mengenang masa kecil nya di jogja.

Kami pun memesan dua porsi Banana Split. Dan sejarah memang tak bohong, umur dan pengalaman juga demikian rasa es krim yang tersedia di kedai ini memang sangat enak berbeda di banding es krim yang ada sekarang ini. Kami pun menjadi pelanggan terakhir hari itu karena tepat pukul 09.30 toko akan tutup, sebenarnya kami pun baru saja memesan pada pukul 09.30 namun sang penjaga toko memang terkesan menunggui kami untuk mencoba es krim mereka. Dan setelah kami selesai menyantap masing-masing 1 porsi banana split toko pun tutup seiring dengan semakin malamnya hari.

Kami pun berjalan kaki menuju hotel dengan membawa lumpia goreng sebagai cemilan sebelum tidur, yang kami beli di malioboro tadi.

Matapun tak kuat menahan lelah walaupun telah di sogok segelas Kopi Joss. Mata pun ingin sekali menutup seperti tutupnya kedai Es Krim Tip-top tadi. Dan beberapa adegan dalam film Anaconda 2 pun menjadi pelanggan terakhir mata ku seperti aku dan ayahku menjadi pelanggan terakhir kedai Es Krim Tip-top.

To Be Continued…

1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...

    asep hobinya recount hahaha